Skip to main content

kepompong yang tak kunjung jadi kupu-kupu

aku mulai berfikir untuk berubah, berubah lagi, berubah untuk kesekian kalinya
Karena ternyata perubahan sebelumnya tidak memberikanku kepuasan
Kepuasan yang ku cari, ku damba selama ini
Tapi perubahan model apa lagi?
Aku bingung, aku merasa sudah melakukan perubahan-perubahan yang banyak sekali
hingga aku tidak sanggup membeda-bedakanya.
Namun aku tidak mencapai sedikitpun dari yang aku harapkan
Apa yang seharusnya aku lakukan? aku tidak mengerti
Apa aku kembali menjadi aku yang dulu saja

Aku yang waktu itu belum berubah
Belum ingin dipuji
Belum tau dinamika hidup
Belum mengerti kalau apa yang aku lakukan selalu berhubungan dengan orang lain
Aku yang tidak mengerti apa-apa
Aku yang waktu itu selalu berucap aku adalah aku
dulu, tidak sekarang
Apakah aku harus kembali ke aku yang dulu itu
Yang denganya aku tidak terbebani
Yang dengannya aku bahagia karena belum merasakan ketidak bahagiaan.
Yang denganya merasa puas dengan segala sesuatunya
Karena waktu itu aku belum pernah kecewa maupun dikecewakan
bisakah?
Bisakah Aku bertindak, bertingkah seolah-olah aku adalah aku yang dulu, yang itu, yang selalu ceria itu?
Haruskah?
Akan bahagiakah aku yang sekarang dengan muka, fikiran, hati, serta tingkah lamaku itu?

Comments

Popular posts from this blog

Bangun pagi

Pagi, meski tak lagi pagi karena matahari yang sudah meninggi Sunyi, masih tetap saja sunyi, hanya suara tv, sepi Bukan, air sudah beriak teriak lewat keran kecil Mesin-mesin juga sudah meraung-raung Wanita-wanita paruh baya sudah ramai, entah apa Bapak-bapak juga berkumpul di sisi lain, tapi tak banyak bicara Tapi lagi, kenapa masih sepi.. Atau aku yang terisolasi Mengisolasi?

Teori Empirisme

Lingkungan adalah salah satu hal pokok yang mempengaruhi kulaitas hidup seorang manusia, meski bukan satu-satunya - karena masih ada faktor bawaan atau yang biasa disebut faktor genetik-, namun banyak pendapat yang mengatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan seorang manusia. Bahkan pada abad pertengahan, seorang filsuf dan pakar pendidikan asal Inggris, John locke (1632-1704) mengeluarkan sebuah teori yang dinamakan dengan teori empirisme, teori ini menyatakan bahwa manusia di lahirkan didunia dalam keadaan seperti kertas putih yang masih kosong (tabularasa,locke), dan yang mengisi kertas itu pada nantinya adalah pengalaman-pengalaman yang dialami seorang anak tersebut hingga anak itu menjadi dewasa. Pengalaman-pengalaman itu bisa didapat secara langsung, atau ditularkan orang lain, misalnya melalui sekolah atau bantuan buku-buku yang dibaca oleh seorang anak tersebut.

Bahasa, Sastra dan Keindahan

Ketepatan dalam menggunakan bahasa akan sangat membantu tersampaikanya sebuah pesan secara maksimal, begitu juga sebaliknya, ketika bahasa yang digunakan itu kurang - atau bahkan tidak - tepat, maka pesan yang disampaikan akan - bisa jadi - berbeda dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Tidak terlalu sulit memang untuk memilih bahasa yang  mudah dan dapat dipahami orang lain, meski kadang ada beberapa orang yang merasa kesulitan dalam hal ini.