Skip to main content

Sejarah Baru Ikasmala* Malang



Minggu Pagi itu terasa sangat berbeda dengan minggu-minggu biasanya bagi anggota ikasmala Malang. Ya, hari itu mereka akan melakukan salah satu kegiatan yang bisa dibilang cukup penting dan agak lain jika dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang selama ini mereka buat. Mengingat selama ini kegiatan ikasmala cenderung lebih didomonasi oleh kegiatan-kegiatan seperti kunjungan dan diskusi di kampus-kampus. Selain itu, lebih pada kegiatan yang sifatnya monumental seperti, buka bersama saat Ramadan, silaturahmi saat Hari Raya Idul Fitri, mengunjungi MTD (malang tempo doeloe.red) dan lain-lain.


Namun hari itu, tanggal 10 januari 2010 mereka punya hajatan untuk melakukan kegiatan diluar. Sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat setelah melakukan beberapa kali diskusi, Kebun Teh Lawang dan Kebun Raya Pasuruan adalah tempat yang menjadi tujuan mereka. Maisur sebagai ketua pelaksana pagi-pagi sekali sudah menyebarkan terornya pada seluruh anggota Ikasmala dengan SMS yang pada intinya adalah: CEPAT MANDI, AWAS KALAU TELAT!.
Minggu pagi yang biasanya menjadi pelampiasan untuk tidur panjang para anggota Ikasmala nampaknya harus di tunda dulu.Rencananya mereka akan dijemput, oleh bang Zaki dan bang Ghofur , jam 07.30 WIB di depan kampusnya masing-masing, maka dari itu wajar jika Pak ketupel pagi-pagi sudah mengingatkan mereka untuk persiapan.
Pukul 08.30 WIB mobil menuju kampus pertama, UMM. Ada sedikit insiden disitu. Jirjiz yang sedari pagi sudah mewanti-wanti untuk di jemput di depan warnet dekat kosnya ternyata harus berlari-lari kecil ke kampus karena dilewati begitu saja oleh bang Zak, maaf kelupaanJ!. Namun berkat kesabaran dan sifat pemaafnya, Jirjiz nampak tetap semangat dan ramah pada mereka. Selanjutnya adalah UNISMA, Faiz adalah satu-satunya anggota Ikasmala yang ikut dari kampus Hijau itu, ironis memang, mengingat anggota Ikasmala Malang paling banyak terdapat di kampus itu. UIN adalah tujuan berikutnya setelah UNISMA. Dedik, yang juga menjabat sebagai ketua Ikasmala Malang, terlihat dikelingi cewek-cewek waktu mobil bang Zak dan bang Ghofur menepi di dekat ATM UIN, tempat mereka berkumpul. Para akhwat itu adalah anggota Ikasmala dari UIN Malang, mereka terlihat seperti sedang mendengarkan petuah dari ketuanya. Bang Zak memberikan isyarat pada bang Ghofur untuk menjemput teman-teman UM, WEARNES dan POLTEKES yang sudah menunggu di masjid Al- Falah. Sementara bang Zak dan teman-teman dari UIN yang lain masih harus menjemput  satu lagi yang sangat penting, MAKANAN! Maaf, bukan kamu pulJ.
Setelah semuanya berkumpul di samping masjid Al- Falah, dan segala sesuatunya dirasa sudah siap, sekitar pukul 09:00 WIB__ sedikit molor dari rencana awal memang, maklum WIB di sini memang bukan “Waktu Indonesia bagian Barat, tapi “Waktu Indonesia bagian Banyuwangi”)J__mereka memutuskan untuk segera berangkat, Kebun Raya Pasuruan adalah tujuan pertama mereka.
10.00 WIB para anggota Ikasmala sudah sampai di kebun raya pasuruan. Bang Zak memilih tempat sedikit agak kedalam. Mobil mereka parkirkan tepat di sebelah bangunan seperti pendopo, di sebelah kanannya ada sebuah jembatan gantung yang membelah sungai yang cukup besar dan dengan air yang waktu itu cukup deras sehingga terlihat sangat indah. Sebagian dari mereka sudah tidak sabar untuk unjuk gigi di jembatan itu, dan  secara cepat tanpa perlu ada aba-aba langsung di abadikan oleh Najib dan jacky, sang juru jepret, dengan kamera digitalnya.
Panitia memutuskan untuk membuka acara itu dengan acara seremonial sederhana yang terdiri dari sambutan-sambutan, perkenalan_mengingat ada beberapa baru_juga do’a bersama agar kegiatan bisa berjalan dengan lancar. Bang Zak, sebagai anggota senior yang juga kami anggap sebagai “bapak angkat” kami juga memberikan sambutan serta sedikit motivasi kepada anggota ikasmala, “mahasiswa jangan hanya menggantungkan diri sepenuhnya pada orang tua di rumah, tapi sebaiknya sudah mempunyai ancang-ancang untuk mencoba membantu mereka mulai sekarang” ujarnya dalam kesempatan itu.
Setelah acara pembukaan itu, semua anggota ikasmala mengelilingi taman bersama-sama, najib dan jacky tidak henti-hentinya mengabadikan momen itu dengan kameranya, apa lagi pada tempat-tempat yang mereka anggap bagus.
Setelah puas jalan-jalan mengelilingi taman, mereka memutuskan untuk ngumpul lagi di pendopo, demi melaksanakan tugas suci bersama yang disebut; MAKAN! Alya, yang merupakan mahasiswi semester ahir jurusan Gizi, terlihat sangat antusias menata makanan, entah mungkin karena naluri ke_ibuanya yang keluar atau naluri ke­_Gizianya yang muncul­J. Makanan ditata menjadi satu namun agak dipanjangkan, ini merupakan salah satu wujud dari persaudaraan mereka yang mencoba untuk benar-benar mengggali dan mendalami makna “makan bareng”. Setelah makanan disiapkan oleh ahli Gizi mereka, selanjutnya adalah giliran ahli makan. Ada sedikit masalah disana, tempatnya(tempat makananya.red) terlau sempit untuk ukuran 20 orang. Namun dengan berbekal pengalaman yang diperoleh waktu di “penjara suci” PPMT, mereka memecahkan masalah itu dengan menggunakan “Gaya Miring”, dengan demikian tidak ada seorangpun yang kekurangan tempat. Setelah mengucapkan do’a bersama, tanpa aba-aba lagi secara serentak mereka mulai menikamati hidangan pagi itu, makan bersama jadi terasa spesial karena adanya kombinasi dari rasa lapar dan rasa bangga karena disajikan oleh ahli Gizi, calon maksudnyaJ.
Setelah acara makan bersama itu selesai, mereka istirahat sebentar, dan beberapa saat kemudian memutuskan untuk menuju lawang, tujuan kedua mereka. Sebelumnya mereka singgah di masjid yang berada di jalan antara pasuruan malang untuk melaksanakan sholat dhuhur.
Pukul 13:30 mereka kembali melanjutkan perjalanan. Setengah jam kemudian mereka sudah memasuki kawasan lawang dan mereka sudah bisa merasakan sejuknya hawa sejuk pegunungan dan hijaunya perkebunan teh, meski belum memasuki kawasan utamanya. Baru setelah sekitar 15 menit melewati jalan yang berkelok-kelok sepanjang pedesaan dan perkebunan teh, ahirnya mereka memasuki kawasan wisata itu. Bang Zak menunjukkan tempat-tempat yang bagus untuk dikinjungi seperti pabrik pembuatan teh dan tempat-tempat lain. Sayang mereka hanya diberi waktu sampe jam tiga untuk berkeliling kebun teh yang sangat luas. Sehingga tentu saaja tidak semua tempat bisa mereka telusuri.
Namun mereka masih dengan sangat antusias untuk mengunjungi tempat-tempat yang mereka anggap bagus, sebagian langsung menuju perkebunan dan sebagian yang lain masih menikmati sejuk udara dan hijaunya perkebunan the lawang.
Ahirnya waktu menunjukkan  pukul 15:00 WIB, seperti yang disampaikan bang Zak sebelumnya, itu adalah waktu anak-anak Ikasmala untuk go home. Di tengah-tengah perjalanan, yang masih merupakan  kawasan perkebunan teh, bang Zak memberi mereka satu kesempatan lagi untuk berfoto di tempat yang sangat bagus, tempat pilihan bang Zak. Namun sayangnya, baru satu take, kameranya mati, kehabisan baterai. Sayang sekali rasanya karena pemandangan di sana sangat bagus. Selanjutnya mereka murni melakukan perjalanan pulang. Mulai pagi sampai sore jalan-jalan mulai Pasuruan sampe Lawang ternyata cukup menguras tenaga mereka, hampir semuanya tertidur lelap di sepanjang jalan. Mereka tiba di kos masing-masing sekitar pukul empat sore. Perjalanan tanggal 10 januari 2010 itu menjadi sejarah bagi Ikasmala Malang dan seluruh angotanya. Itu karena kegiatan ini merupakan kegiatan refresing keluar pertama yang mereka lakukan, juga bagi sebagian dari mereka secara pribadi, semoga tidak hanya berhenti sampai di sini saja, jayalah IKASMALA MALANG!


 *Ikasmala adalah singkatan dari Ikatan Mahasiswa Alumni SMA AL-Hikmah.

Comments

Popular posts from this blog

Bangun pagi

Pagi, meski tak lagi pagi karena matahari yang sudah meninggi Sunyi, masih tetap saja sunyi, hanya suara tv, sepi Bukan, air sudah beriak teriak lewat keran kecil Mesin-mesin juga sudah meraung-raung Wanita-wanita paruh baya sudah ramai, entah apa Bapak-bapak juga berkumpul di sisi lain, tapi tak banyak bicara Tapi lagi, kenapa masih sepi.. Atau aku yang terisolasi Mengisolasi?

Teori Empirisme

Lingkungan adalah salah satu hal pokok yang mempengaruhi kulaitas hidup seorang manusia, meski bukan satu-satunya - karena masih ada faktor bawaan atau yang biasa disebut faktor genetik-, namun banyak pendapat yang mengatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan seorang manusia. Bahkan pada abad pertengahan, seorang filsuf dan pakar pendidikan asal Inggris, John locke (1632-1704) mengeluarkan sebuah teori yang dinamakan dengan teori empirisme, teori ini menyatakan bahwa manusia di lahirkan didunia dalam keadaan seperti kertas putih yang masih kosong (tabularasa,locke), dan yang mengisi kertas itu pada nantinya adalah pengalaman-pengalaman yang dialami seorang anak tersebut hingga anak itu menjadi dewasa. Pengalaman-pengalaman itu bisa didapat secara langsung, atau ditularkan orang lain, misalnya melalui sekolah atau bantuan buku-buku yang dibaca oleh seorang anak tersebut.

Bahasa, Sastra dan Keindahan

Ketepatan dalam menggunakan bahasa akan sangat membantu tersampaikanya sebuah pesan secara maksimal, begitu juga sebaliknya, ketika bahasa yang digunakan itu kurang - atau bahkan tidak - tepat, maka pesan yang disampaikan akan - bisa jadi - berbeda dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Tidak terlalu sulit memang untuk memilih bahasa yang  mudah dan dapat dipahami orang lain, meski kadang ada beberapa orang yang merasa kesulitan dalam hal ini.