Skip to main content

Silahkan pilih!


Ada yang agak lucu dan sayang untuk tidak aku abadikan, setidaknya dalam sebuah tulisan, setelah melakukan diskusi kecil dengan seorang sahabat yang waktu itu sedang sakit. Dia mengeluh, dan agak malu, sambil sedikit meringis dengan tangan di perut dan muka yang terlihat pucat dia bilang, “sorry wang, semalem aku enggak bisa datang, aku sakit,, tapi sakitku enggak keren, aku mencret wang”. Hehe, kalimat itu sangat lucu menurutku, bahkan waktu itu aku harus menahan tawa agar tidak terlihat meledak, karena harus menghormati temenku, yang lagi sakit, apalagi sakitnya enggak keren, haha.. ahh, jadi tertawa lagi.

kata (maaf) “mencret” dan kata “enggak keren”, ketika harus di pikir-pikir lagi, ada benarnya juga memang ketika bersanding dalam kalimat-kalimat diatas tadi. Mungkin interpretasi dari sahabatku tadi sifatnya subjective, namun aku rasa aku bisa mendukungnya. Penyakit “mencret” adalah penyakit yang tidak keren, saya sepakat dengan itu, maka, cara penyembuhanya, biaya yang dihabiskanya pun tidak keren. Sama dengan barang-barang lain yang kita gunakan sehari-hari. Misalnya saja baju, baju yang tidak keren, cara merawatnya juga gampang, dan mungkin akan cenderung tidak dirawat oleh pemiliknya, karena memang tidak keren. Harganyapun juga tidak mahal, setidaknya tidak semahal baju yang dianggap keren. Kerena tidak keren itu jadi harganya tidak mahal, logis kan?

Sekarang bisa kita ambil kesimpulan, jadi penyakit yang keren adalah penyakit yang namanya, cara perawatanya, dan biaya penyembuhanya juga “keren”. Ahh,, aku beri contoh sajalah, coba simak nama-nama penyakit ini; lupus, cancer, diabetes, liver, Alzheimer, herpes. Wah,, keren-keren sekali namanya, bahkan salah satunya adalah nama dari pemeran utama sebuah film tempoe duloe yang cukup mashur, lupus, namun jangan salah, konsekuensi “ke-kerenan” itu tadi adalah sesuatu yang “keren” juga, cara perawatan yang susah, biaya perawatan yang mahal, juga resiko yang berat, karena memang semua yang aku sebutkan tadi beresiko tinggi terjadi kematian.

Sekarang, kira-kira mau pilih mana?? Yang keren atau yang tidak keren??

Comments

Popular posts from this blog

Bangun pagi

Pagi, meski tak lagi pagi karena matahari yang sudah meninggi Sunyi, masih tetap saja sunyi, hanya suara tv, sepi Bukan, air sudah beriak teriak lewat keran kecil Mesin-mesin juga sudah meraung-raung Wanita-wanita paruh baya sudah ramai, entah apa Bapak-bapak juga berkumpul di sisi lain, tapi tak banyak bicara Tapi lagi, kenapa masih sepi.. Atau aku yang terisolasi Mengisolasi?

Teori Empirisme

Lingkungan adalah salah satu hal pokok yang mempengaruhi kulaitas hidup seorang manusia, meski bukan satu-satunya - karena masih ada faktor bawaan atau yang biasa disebut faktor genetik-, namun banyak pendapat yang mengatakan bahwa lingkungan sangat berpengaruh dalam perkembangan seorang manusia. Bahkan pada abad pertengahan, seorang filsuf dan pakar pendidikan asal Inggris, John locke (1632-1704) mengeluarkan sebuah teori yang dinamakan dengan teori empirisme, teori ini menyatakan bahwa manusia di lahirkan didunia dalam keadaan seperti kertas putih yang masih kosong (tabularasa,locke), dan yang mengisi kertas itu pada nantinya adalah pengalaman-pengalaman yang dialami seorang anak tersebut hingga anak itu menjadi dewasa. Pengalaman-pengalaman itu bisa didapat secara langsung, atau ditularkan orang lain, misalnya melalui sekolah atau bantuan buku-buku yang dibaca oleh seorang anak tersebut.

Bahasa, Sastra dan Keindahan

Ketepatan dalam menggunakan bahasa akan sangat membantu tersampaikanya sebuah pesan secara maksimal, begitu juga sebaliknya, ketika bahasa yang digunakan itu kurang - atau bahkan tidak - tepat, maka pesan yang disampaikan akan - bisa jadi - berbeda dengan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Tidak terlalu sulit memang untuk memilih bahasa yang  mudah dan dapat dipahami orang lain, meski kadang ada beberapa orang yang merasa kesulitan dalam hal ini.